Kajian Debit Limpasan Terhadap Perubahan Tata Guna Lahan DAS Kiru-Kiru Kabupaten Barru
DOI:
https://doi.org/10.33096/wd3nfe63Keywords:
Mononobe, koefesien aliran, debit limpasanAbstract
Indonesia beriklim tropis memiliki pola hujan tak menentu.. Intensitas curah hujan di suatu wilayah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi lingkungan di daerah tersebut. Kondisi lingkungan terkarena ada perubahan tata guna lahan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui koefesien aliran perubahan tata guna lahan dari tahun 2009, tahun 2014 dan tahun 2019 sehingga dapat diketahui debit limpasan terhadap perubahan tata guna lahan. Hasil penentuan curah hujan kawasan metode yang digunakan adalah metode polygon Thissen. Pemilihan Distribusi sebaran yang terpilih adalah distribusi Log Pearson Tipe III. Perhitungan intensitas hujan dengan metode Mononobe. Menentukan perubahan tata guna lahan menggunakan Koefesien aliran C. Untuk menentukan debit limpasan menggunakan Metode Rasional yang mengalami peningkatan debit limpasan karena berkurangnya lahan terbuka hijau. Hasil penelitian ini mengalami peningkatan debit limpasan karena berkurangnya lahan terbuka hijau sebagai daerah resapan karena peralihan fungsi lahan.
References
Asdak, C. (2001). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Universitas Gadja Mada.
Dasanto, B., & Risyanto. (2006). Evaluasi Dampak Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Volume Limpasan Studi Kasus: DAS Ciliwung Hulu, Jawa Barat. J. Agromet Indonesia, 20(2), 1–13.
Laka, B. M., & Sideng, U. (2017). Sirimau Kota Ambon. 1(2), 43–52.
Soemarto. (1999). Hidrologi Teknik. Penerbit Erlangga.
Sudarto. (2009). Analisis Pengaruh Tata Guna Lahan Terhadap Peningkatan Jumlah Aliran Permukaan. Ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret, 1–122.