Analisis Erosi Menggunakan Sistem Informasi Geografis pada Daerah Aliran Sungai (DAS)Kamp Wolker Waena - Jayapura
DOI:
https://doi.org/10.33096/0e64gz27Keywords:
DAS, Erosi, sistem informasi geografisAbstract
Erosi merupakan proses pelepasan dan pemindahan partikel tanah dari satu tempat ke tempat lain, yang umumnya disebabkan oleh aktivitas air hujan maupun angin. Dalam konteks Daerah Aliran Sungai (DAS), proses ini menyebabkan terjadinya akumulasi sedimen di saluran sungai yang berakibat pada penurunan kapasitas tampung aliran air. DAS Kamp Wolker menjadi wilayah yang strategis dalam aktivitas eksploitasi dan ekstraksi material karena keberadaan endapan sedimen serta batuan yang melimpah di sepanjang aliran sungai. Terbentuknya endapan tersebut erat kaitannya dengan proses erosi yang terus berlangsung di kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai laju erosi serta melakukan klasifikasi tingkat erosi di DAS Kamp Wolker dengan menggunakan pendekatan Universal Soil Loss Equation (USLE) yang diintegrasikan dengan analisis Sistem Informasi Geografis (SIG). Metode USLE melibatkan lima parameter utama, yaitu faktor erosivitas curah hujan (R), erodibilitas tanah (K), panjang dan kemiringan lereng (LS), pengelolaan tanaman (C), serta tindakan konservasi tanah (P). Melalui teknik overlay spasial, nilai erosi dihitung dan diklasifikasikan ke dalam lima kategori tingkat bahaya erosi, yaitu sangat ringan, ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata laju erosi di DAS Kamp Wolker mencapai 2,989 ton/ha/tahun. Distribusi kelas erosi di wilayah tersebut meliputi: sangat ringan (75,18%), ringan (10,96%), sedang (7,86%), berat (4,72%), dan sangat berat (1,32%). Temuan ini memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi kerentanan lahan terhadap erosi, yang dapat menjadi dasar dalam penyusunan strategi konservasi tanah dan pengelolaan DAS yang berkelanjutan.
References
Arsyad, S. (2010). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Asdak, C. (2024). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fahliza, U., P, D. D., & Sarino. (2013). Analisis Erosi Pada Subdas Lematang Hulu. Jurnal Teknik Sipil Dan Lingkungan, 1(1), 32-39.
Fitria, I., Sakka, & Arif, S. (2012). Analisis Erosi Lahan Pertanian Dan Parameter Ekonomi Menggunakan Metode Nail (Net Agricultural Income Loss) Berbasis Sistem Informasi Geografis di Hulu DAS Jeneberang. Makassar: Unversitas Hasanuddin.
Hartoyo, G. M., Nugroho , Y., Bhirowo , A., & Khalil, B. (2010). Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG) Tingkat Dasar. Bogor: Tropenbos International Indonesia Programme.
Herawati, T. (2010). Analisis Spasial Tingkat Bahaya Erosi Di Wilayah Das Cisadane Kabupaten Bogor (Spatial Analysis of Erosion Danger Level at Cisadane Watershed Area Bogor District). Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 7(4), 413-424.
Kironoto, B. A. (2000). Diktat Kuliah Hidraulika. Yogyakarta : PPS-Teknik.
Mawardi, M. (2012). Rekayasa Konservasi Tanah dan Air. Yogyakarta: Bursa Ilmu.
Meylina, E. (2015). Estimasi Tingkat Erosi pada Sistem Tumpangsari Kopi-Tanaman Semusim Menurut Metode MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) di Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Jamber: Universitas Jamber.
Munir, A. (2006). Pengembangan Program Komputer Model Erosi Sistem Informasi Geografi. Yogyakarta: Bigraf Publishing.
Soemarto. (1999). Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga.
Sutapa, I. W. (2010). Analisis Potensi Erosi Pada Daerah Aliran Sungai (Das) Di SulawesiTengah. SMARTek, 8(3), 169 - 181.
Triadmodjo, B. (2008). Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.