Pengaruh Penggunaan Kaolin pada Kuat Tekan Beton sebagai Pengganti Sebagian Aggregat Halus
DOI:
https://doi.org/10.33096/7fv53230Keywords:
Beton, Kaolin, Agregat halus, Kuat tekanAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kaolin terhadap kuat tekan beton ketika digunakan menjadi bahan substitusi sebagian agregat halus, untuk mengetahui model hubungan antara kuat tekan beton dengan campuran kaolin sebagai bahan substitusi sebagian agregat halus (pasir) dan untuk mengetahui komposisi campuran kaolin yang paling optimal untuk kekuatan tekan beton. Percobaan kualitatif yang dilakukan pada struktur material beton menggunakan kaolin sebagai pengganti agregat halus adalah subjek penelitian ini. Beton direncanakan memiliki kualitas K-250, sesuai dengan standar kualitas beton yang digunakan pada bangunan tempat tinggal (1 hingga 2 lantai). Campuran kaolin yang digunakan adalah dengan persentase 0%, 25% dan 50% dari berat pasir sesuai job mix formula. Setelah 28 hari, kuat tekan sampel diuji di laboratorium. Dari tes, hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata kuat tekan pada beton normal tanpa campuran kaolin adalah 368,8 kg/cm2, pada beton dengan campuran kaolin 25% adalah 239,76 kg/cm2, dan pada beton dengan campuran kaolin 50% adalah 159,41 kg/cm2, ini menunjukkan bahwa kaolin tidak cocok digunakan sebagai bahan campuran beton untuk pengganti sebagian aggregat halus. Persentase optimal kaolin yang digunakan sebagai pengganti agregat halus adalah dengan persentase campuran 0%.
References
Cornelis, R., Hunggurami, E., & Tokang, N. Y. (2014). KAJIAN KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR DENGAN DAN TANPA PERENDAMAN BERDASARKAN VARIASI MUTU BETON. Jurnal Teknik Sipil, 161-172.
Fantika, R. D., Mahardana, Z. B., Lailiya, H., Nisa, K., Fahmi, M. I., Ardianto, R. P., & Widyakrama, O. T. (2023). MENINGKATKAN KAPASITAS KUAT TEKAN BETON DENGAN KENDALA KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS. Journal of Civil Engineering and Vocational Education, 190-201.
Haniza, S. (2016). PENGARUH MODULUS HALUS BUTIR AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON . Jurnal Sainstek STT Pekanbaru, 43-51.
Hunggurami, E., Simatupang, P. H., & Lori, A. L. (2016). STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN TANAH PUTIH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS (PASIR) TERHADAP KUALITAS BETON. Jurnal Teknik Sipil, 29-38.
Kosmatka, S. H., Kerkhoff, B., & Panarese, W. C. (2002). Design and Control of Concrete Mixtures: Fourteenth Edition. Illinois: Portland Cement Association.
Mindess, S., Young, J. F., & Darwin, D. (2003). Concrete: Second Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Mulyono, T. (2018). Teknologi Beton: Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan UNJ.
Murdock, L. J., Brook, K. M., & Hindarko, S. (1991). Bahan dan Praktek Beton. Jakarta: Erlangga.
Rivai, M. A., Martini, R. S., & Kusuma, E. D. (2021). PENGARUH PENAMBAHANAN METAKAOLIN DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN BETON PADA MUTU K-400. Bearing: Jurnal Penelitian dan Kajian Teknik Sipil, 43-49.
Sagel, R., Kole, P., & Kusuma, G. H. (1997). Pedoman Pengajaran Beton: Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03. Jakarta: Erlangga.
SNI 03-1968-1990 tentang Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar. (1990). Jakarta: BSN.
SNI 03-1969-1990 tentang Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar. (1990). Jakarta: BSN.
SNI 03-1970-1990 tentang Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus. (1990). Jakarta: BSN.
SNI 03-2417-1991 tentang Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles. (1991). Jakarta: BSN.
SNI 2847:2019 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung dan Penjelasan. (2019). Jakarta: BSN.
Sutikno. (2003). Panduan Praktek Beton. Surabaya: University Press IKIP Surabaya.