Perbandingan Perencanaan Struktur Beton Bertulang dan Struktur Baja Komposit pada Daerah Rawan Gempa
DOI:
https://doi.org/10.33096/3n2jvb28Keywords:
Beton bertulang, Beton komposit, Gaya dalam, GempaAbstract
Kekuatan dalam sistem struktur adalah bagian terpenting dalam bangunan. Salah satu penyebab kerusakan dan kehancuran struktur bangunan adalah terjadinya gempa bumi dengan kekuatan tertentu yang tidak diperhitungkan sebelumnya oleh perencana. Dalam perencanaan struktur bahan konstruksi merupakan komponen utama dalam membangun suatu struktur sehingga dapat terpenuhinya rancangan struktur yang sesuai. Sehinngga tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui pentingnya evaluasi faktor gempa terhadap perencanaan stuktur gedung di Indonesia serta mengetahui kelebihan dan kekurangan dengan menggunakan struktur beton bertulang dan struktur komposit pada perencanaan bangunan dan juga mengetahui besar output gaya dalam dari masing-masing permodelan. Dalam perbandingan analisa permodelan ini menggunakan aplikasi ETABS dan data yang digunakan yaitu data gempa daerah Palu yang masuk didalam zona gempa 4 serta data-data pendukung lainnya dari Standar Nasional Indonesia. Metode yang digunakan dalam analisa ini yaitu analisa dimensi struktur, analisa gempa terhadap perencanaan struktur, output gaya-gaya dalam yang bekerja pada penampang struktur, analisa penulangan dan analisa beban yang dipikul oleh pondasi. Menurut hasil analisa yang dilakukan diketahui bahwa bahwa gaya aksial terbesar pada struktur beton bertulang terletak pada titik join yaitu sebesar 467,4 Ton sedangkan pada struktur Baja Komposit terletak pada titik join yaitu sebesar 190,8 Ton.
References
SNI. 2013. Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung. No. 2847:2013. Standar Nasional Indonesia
SNI. 2015. Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural. No. 1729-2015. Standar Nasional Indonesia
SNI. 2013. Beban Minimum untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain. No. 1727-2013 tandar Nasional Indonesia.
Oentoeng, I. 2004). Konstruksi Baja, 2nd ed. Yogyakarta: Andi
Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017. (2017). 1st ed. Bandung: Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman