Studi Eksperimental Kombinasi Besi dan Bambu Sebagai Tulangan Balok Beton Bertulang
DOI:
https://doi.org/10.33096/4dydy596Keywords:
Bambu Petung, Kuat Lentur, Kuat Tarik, Beton, Baja TulanganAbstract
Sebagai alternatif bahan bangunan, bambu diharapkan juga dapat menjadi pembangunan yang ramah lingkungan. Baja sebagai tulangan beton masih menghadapi sejumlah tantangan, termasuk biaya yang mahal. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif baru pengganti tulangan baja pada beton. Berdasarkan hasil uji kuat tarik lentur, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya beban, lendutan, dan pengaruh penggunaan bambu dan besi sebagai tulangan balok beton bertulang. Hasil kuat tarik bambu pengujian mengungkapkan bahwa bahan memiliki elastisitas 17696,16 kg/cm2 dan kekuatan tarik 720,94 kg/cm2.Bambu (B) ditemukan mampu menahan beban maksimum 1,1 KN dengan defleksi maksimum 36,9 milimeter, sedangkan Besi (BS) ternyata mampu menahan beban maksimal 2,3 KN dengan defleksi maksimal 19,3 milimeter. Pengaruh penggunaan bambu pada besi adalah semakin banyak bambu yang digunakan sebagai tulangan, ia akan kurang mampu menerima beban dan akan lebih banyak membelok. Namun, kapasitas tulangan untuk menahan beban dan defleksi hampir menyamai tulangan yang seluruhnya terbuat dari besi jika lebih banyak besi digunakan selain bambu.
References
Indonesia, S. N. (2013). Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung. SNI, 2847, 2013.
Morisco. (1999). Rekayasa Bambu, Nafiri Offset, Komplek Yadara Blok V/12 Yogyakarta.
Nurjaman, H. N. Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan penjelasan. BSN.
Siopongco, J.O.; Munandar, M. (1987). Technology manual on bamboo as building material. Forest Products Research and Development Institute, Los Baños, Philippines. 93 pp.
Suryani, Suci Indah, Agus Setya Budi, Sunarmasto. (2013). “Kuat Lentur Balok Beton Tulangan
 
						



